Untuk
mempersatukan seluruh keluarga dari saudaranya laki-Iaki (ibotonya)
namboru Nantinjo mengadakan Pesta Budaya Batak di Taman Mini Indonesia
Indah (TMIl) pada tanggal 7 Oktober 2000. Seluruh keturunan (pomporan)
ibotonya pada saat itu hadir dalam acara tersebut. Pada kesempatan itu
namboru Nantinjo menceritakan riwayat hidupnya, serta memperagakan
bagaimana dia tenggelam di danau toba. Seluruh keturunan ibotonya itu
sangat antusias ingin mengetahui sejarah yang sebenarnya.
Namboru Nantinjo selalu menjawab apa yang dinginkan
keturunan ibotonya. Pada saat acara berlangsung terjadi keajaiban yang
luar biasa, turunnya hujan yang sangat deras disertai angin yang sangat
kencang. Ternyata penguasa alam gaib datang bertanya kepada Nantinjo
siapa kamu berani-berani membuat acara ditempat saya? Nantinjo menjawab,
saya keturunan Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon. Abang saya Raja Uti,
Saribu Raja,Limbong Mulana dan Sagala Raja. lalu Nantinjo balik
bertanya, siapa gerangan penguasa alam gaib yang datang? Yang ditanya
hanya diam seribu bahasa. Namun dia menangis sepertinya ikut merasakan
kepedihan hati Nantinjo. Karena tidak ada jawaban dari penguasa alam
gaib tersebut, Nantinjo akhirnya berkata: “siapapun kamu yang datang
ini, saya mohon jangan ganggu acara yang sedang saya lakukan, dan saya
harap kamu bersedia membantu saya mengembalikan pulau malau yang telah
diambil oleh orang lain”. Penguasa alam gaib itu tetap diam namun tidak
bergeming dari tempatnya, acarapun dilanjutkan kembali.
Ketika sedang asik menari (manortor) tiba-tiba
namboru Nantinjo mendadak datang dan bercerita kembali sambil bertanya
kepada keturunan ibotonya, apakah mereka mau membantu dia untuk
mengembalikan pulau malau? serempak keturunan ibotonya menyanggupi
permintaan Nantinjo. Setelah semua keturunan ibotonya menyanggupi
permintaan Nantinjo ditentukanlah kapan dan bagaimana cara pengembalian
pulau malau. Setelah berunding, ditentukanlah siapa yang ditunjuk
sebagai perwakilan untuk menemui keluarga sidauruk, dan selanjutnya akan
diadakan gondang di pulau Malau setelah urusan dengan Marga Sidauruk
selesai.
Utusan yang sudah ditentukan berangkat menuju rumah
Sidauruk tanggal 02 Pebruari 2002 untuk membicarakan surat-surat pulau
Malau,namun pihak Sidauruk meminta agar mereka membawa perwakilan malau
yang ada di Simanindo dua atau tiga orang, jikalau sudah ada, maka
utusan Malau dari simanindo pihak sidauruk akan memberikan surat-surat
pulau Malau.
Utusan yang dikirim meminta ijin kepada pihak
Sidauruk untuk mengadakan gondang di pulau malau, dan hal itupun
disetujui. Sambil menunggu Malau dari simanindo dapat diundang untuk
dapat bertemu dengan pihak sidauruk.